Selasa, 29 April 2014

Contoh Makalah Wujud Dan Macam Epos



BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Pada kesimpulannya, kesusasteraan merupakan sebahagian daripada budayamanusia.
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat didalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Dalam makalah ini, penulis mencoba mengemukakan wujud dan macam epos, serta peran dan fungsinya yang penting untuk menjadikan kekayaan lokal dalam bidang kesusastraan agar dijadikan bahan pemelajaran sastra di sekolah. Hal ini dilakukan dalam upaya penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal, seperti nilai religius, nilai moral, dan khususnya nilai kebangsaan kepada peserta didik. Pada akhirnya, penanaman nilai-nilai budaya lokal dalam pemelajaran sastra diharapkan akan mengimbangi pengaruh budaya asing yang semakin mewabah di masyarakat kita.
Rumusan Masalah
1.        Apakah pengertian sastra dan kesusasteraan?
2.        Apasajakah wujud dan macam epos dalam sastra lama?
3.        Bagaimanakah peran dan fungsinya bagi pengembangan pendidikan budaya nasional di era moderen?

Tujuan
1.        Memberikan pemahaaman tentang pentingnya kebudayaan lokal di era moderen ini


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Sastra atau Kesusasteraan
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Pada kesimpulannya, kesusasteraan merupakan sebahagian daripada budayamanusia.
B.       Wujud dan Macam Epos
1.      Masuknya Epos Asing
Sejak dua ribu tahun yang lalu perhubungan dagang telah terjalin antara india dan melayu. Adanya kontak sosial menyebabkan meraka kawin dan mengakibatkan adanya akulturasi. Pengaruh Hindu dan kebudayaan melayu kian hari kian menguat. Winstedt berkata “bahwa boleh dikatakan sampai abad ke-19 orang melayu memperoleh segala-galanya dari India, antara lain : Agama, sistem politik, astrologi, perobatan, sastra, seni dan pertukaran.
Perluasan kebudayaan dibawa oleh para Brahmana dan para Cendikiawan, demikian pendapat JC Van Leur dan G Coedas. Perubahan kebudayaan itu terjadi hampir diseluruh daerah bukan hanya di pesisir (pusat perdagangan).
Khususnya dibidang sastra pengaruh Hindu sangat kuat. Epos india ternyata mendapatkan tempat yang istimewa di masyarakat melayu. Berikut macam-macam epos yang perlu kita kenal dengan baik yaitu :
a.         Cerita epos dari India : Ramayana dan Mahabrata
b.         Cerita epos dari Jawa : Panji
c.         Cerita epos pahlawan melayu asli : Hang Tuah
a.         Epos India/Epos Ramayana
Dalam kesusasteraan India seperti juga di jawa terdapat cerita rama yang mirip beberapa versi, sesungguhnya di India sendiri cerita rama ini juga telah merupakan beberapa versi.
Perbedaan versi Rooda dan Shellabear:
1.         Versi Shellabear menguraikan panjang lebar asal-usul Rahwana yang tidak ada dalam Roorda.
2.         Tentang lahirnya Hanoman
Versi Roorda tidak menyebutkan mengapa Hanoman berupa kera, sedangkan versi Shellabear menyebutnya demikian:
Sesudah Rama dan Sinta kawin, mereka mengembara dan menemukan kolam berair jernih dan keruh, mereka mandi di air jernih, lalu berubah menjadi kera, waktu itu kebetulan sinta sedang hamil dan kandungannya dipindahkan ke badan Anjani. Kemudian atas nasehat Laksamana mereka mandi di air keruh dan berubah menjadi manusia lagi.
3.         Peperangan antara Indrajata dan Rama
Versi Shellabear menceritakan bahwa Rama dalam peperangan itu meninggal 2 kali sedangkan menurut Roorda hanya sekali mati dan untuk menghidupkan rama kembali, obatnya di ambil dari macam tumbuh-tumbuhan yang dibawa Hanoman dari bukit Seberen, juga cerita mengambil tumbuh-tumbuhan itu berbeda.
4.         Shellabear menceritakan panjang lebar kejadia-kejadian setelah Rama menang sedangkan Roorda tidak.
5.         Shellabear tidak menceritakan mengapa Rama tidak menggantikan ayahnya, sedangkan dalam Roorda diceritakan.
Kesimpulan menurut Ziesseniss dari perbandingan itu:
1)        Versi Roorda lebih sederhana
2)        Shellabear lebih mementingkan kejadian yang permulaan dengan terakhir, misalnya: Rahwan diceritakan asalnya dan anak turunan Rama diceritakan pula
3)        Keduanya jarang bertentangan mutlak, hanya tambah menambah saja.
Cerita Rama dan hubungannya dengan Rama di Indonesia umumnya di Asia.
1.         Dalam bahasa Jawa ada 2 versi yang jauh berbeda:
a.         Yang terdapat dalam bahasa jawa kuno ialah Ramayana kakawin. Cerita ini terdapat di Bali sebagai petunjuk wayang.
b.        Versi kedua ini cerita rama yang dikenal  dalam serat Rama atau Rama keling dan cerita Rama dalam serat Kanda. Versi kedua ini isinya berdekatan dengan isi Hikayat Sri Rama dalam bahasa melayu dan juga terdapat dalam cerita wayang Jawa dan Madura. Jadi bahasanya juga dipakai untuk wayang Jawa dan Madura. Dengan demikian hikayat Sri Rama ini termasuk versi yang kedua. Tetapi Ziessiess menyimpulkan lain cerita ini sudah dikenal oleh orang Melayu bukan pada zaman Malaka, tetapi pada zaman Sriwijaya sebelum terdapat lukisan di Prambanan. Mungkin karena itu  versi melayu lebih dulu ada, kemudian masuk ke Jawa.
2.         Di luar Indonesia India, cerita Rama ini dikenal di Sian (Kamboja) Birma dengan nama Ramakin yang dimainkan sebagai pertunjukan wayang dan wayang populer. Di Kamboja disebut Reameake juga sebagai pertunjukan wayang.
3.         Cerita Rama di India
Di India terdapat banyak cerita-cerita Rama, sehingga sukar ditentukan mana yang asli. Versi Walmiki dipandang sebagai versi yang banyak mengandung unsur-unsur yang asli. Versi ini disusun pada abad ke 2/3 B.C. selain versi Walmiki  cerita ini terdapat dalam cerita Budha dan Yaina.
b.        Epos india/Epos Mahabrata
Cerita yang diambil dari Mahabrata
1.      Hikayat Sang Boma
Dr. A. Teew  dalam disertasinya nama “Het Bhomakawya” asalnya dari versi jawa kuno yang bernama Bhomakawya. Antara hikayat Bhoma dan Bhomakawya terdapat perbedaan-perbedaan.
Perbandingan antara hikayat Sang Bhoma dan Bhomakawya
1)      Didalam hikayat sang Bhoma kejadian-kejadian sebelum pokok cerita itu menjadi pasal sendiri. Misalnya: percintaan Samba dengan Yanuati diceritakan pada permulaan semacam pengantar, tetapi dalam Bhomakawya kejadian itu hanya diceritakan dalam bentuk percakapan antara Kresna dan Maharasi.
2)      a. Dalam hikayat Sang Bhoma, perkawinan antara Samba dengan Yanuarti itu terjadi pada akhir cerita sehingga Samba seakan-akan memegang peranan penting dari permulaan sampai akhir. Sehingga hikayat sang Bhoma sering disebut hikayat sang Samba. Sedangkan dalam Bhomakawya perkawinan Samba dengan Yanuarti terjadi di tengah-tengah cerita sehingga Samba tidak menjadi peran pertama.
b. Munculnya peran Hanoman. Di dalam hikayat Bhoma dan Hanoman memegang peranan ikut menyelesaikan cerita itu, jadi peranannya penting. Tetapi dalam Bhomakawya peran Hanoman tidak muncul.
2.      Hikayat Pandawa Lima
Menurut Van Der Thuuk sumber hikayat Pandawa Lima itu Bharatayuda ditambah dengan beberapa cerita lain.
3.      Hikayat Perang Pandawa
Menurut Hooykaas bersumber Bharatayuda.
4.      Ciclus cerita wayang
Dinamakan demikian itu karena cerita-cerita ini merupakan penghiayanatan daripada yang disajikan oleh dalang.
c.         Epos Jawa/Panji
Cerita Panji ini berasal dari kess jawa. Walaupun dalam kess melayu terdapat banyak sekali cerita-cerita Panji tetapi skemanya selalu sama, yaitu Panji mencari kekasihnya yang selalu hilang, ia menyamar dan dibawa oleh sesuatu kekuatan gaib dan endingnya selalu bahagia.
Cerita panji termasuk cerita tua dalam kess melayu buktinya Werdly banyak menyebut naskah-naskah ini selain berbentuk prosa banyak pula yang diubah dalam bentuk syair. Namun menurut penyelidikan para ahli yang melihat banyak kata-kata Jawa dan idiom Jawa serta pernyataan penulis sendiri yang terdapat dalam naskah –naskah, tak dapat disangkal lagi bahwa cerita panji berasal dari jawa.
d.        Epos Melayu/hikayat Hang Tuah
Hikayat Hang Tuah termasuk kess melayu yang bersifat melayu asli. Asalnya suatu cerita yang historis. Inti historis ini kemudian dicampur dengan anasir kess lain dan dengan jenis-jenis sastra melayu lainnya. Namun belum dapat ditunjukkan dengan tepat mana yang historis dan bagianmana yang legendaris. Tokoh Hang Tuah itu digambarkan sebagai historis person, kemudian tampak sebagai legendaris person yang menggambarkan seseorang pahlawan yang dicita-citakan oleh bangsa Melayu.
Unsur legendaris dalam hikayat Hang Tuah, misalnya Hang Tuah dilukiskan sebagai seorang yang hidupnya lama sekali. Penjelasannya sebagai berikut:
1)        Ia sezaman dengan Patih Gajah Mada yang berarti hidup pada abad 14.
2)        Ia pernah mengunjungi Wijayanegara berarti hidup pada abad 16, karena Wijayanegara didirikan pada tahun 1500 di Siam.
3)        Ketika ia diutus ke Bizantium ia bertemu dengan Sultan Syahaludin Syah yang memerintah 1530-1539.
4)        Ketika di Istambul ia bertemu dengan Sultan Ibrahim Kakhand yang meninggal tahun 1632.
5)        Hang Tuah masih mengalami kekalahan Malaka oleh Belanda pada tahun 1643.
6)        Pertemuan Hang Tuah sampai dua kali dengan Nabi Chidir yang digambarkan sebagai seorang yang selalu hidup dan dapat meramalkan kejadian yang akan datang.
7)        Akhir hidup Hang Tuah itu sebagai pertapa di Tanjung Jurga dan menurut kepercayaan bangsa Melayu Hang Tuah abadi.

C.       Peran dan Fungsi Epos Bagi Pengembangan Pendidikan dan Budaya Nasional di Era Moderen
Di era moderen ini  pendidikan berkarakter sering kita dengar. Bahkan generasi penerus bangsa ini sudah sangat mengkhwatirkan  dalam bidang moral. Masih banyak anak-anak terpelajar yang kurang mendapatkan pengetahuan tentang moral, sehingga tidak berbudi pekerti dan tidak berbudaya yang baik. Mereka cenderung meniru budaya-budaya barat yang tidak cocok dengan kebudayaan di Indonesia.
Salah satu masalah utama dalam bidang pendidikan dan kebudayan adalah masalah identitas kebangsaan. Dengan derasnya arus globalisasi dikhawatirkan budaya bangsa, khususnya budaya lokal akan mulai terkikis. Budaya asing kini kian mewabah dan mulai mengikis eksistensi budaya lokal yang sarat makna. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka diperlukan pemertahanan budaya lokal. Fenomena anak usia sekolah yang senang dengan budaya asing menjadikan kewaspadaan untuk mengangkat dan melestarikan budaya lokal agar menjadi bagian integratif dalam pemelajaran sastra di sekolah. Budaya lokal merupakan budaya yang dimiliki oleh suatu wilayah dan mencerminkan keadan sosial di wilayahnya. Beberapa hal yang termasuk budaya lokal diantaranya adalah cerita rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, adat istiadat daerah, dan segala sesuatu yang bersifat kedaerahan.
Dalam rangka upaya mengembangkan kebudayaan bangsa yang berkepribadian dan berkesadaran nasional, perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai sosial budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan yang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan bangsa.Dalam hal ini perlu dicegah kebudayaan asing yang negatif.  Salah satu upayanya adalah memberikan arahan sejak anak-anak. Misalnya, memperkenalkan budayanya sendiri sejak dini. Di sekolah, usaha ini dapat dilakukan dengan memasukkan unsur-unsur budaya daerah ke dalam mata pelajaran, salah satunya adalah ke dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Salah satu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsa adalah dengan memperkenalkan budaya lokal kepada anak didik kita. Nilai-nilai budaya lokal ini adalah jiwa dari kebudayaan lokal dan menjadi dasar dari segenap wujud kebudayaan di daerahnya. Memperkenalkan cerita rakyat dalam bentuk mendongeng sebelum tidur misalnya merupakan budaya bangsa kita dahulu, yang pada masa kini sudah mulai meluntur seiring berkembangnya zaman.
Berikut ini adalah sebagai contoh epos cerita kakawin Ramayana, kakawin Ramayana adalah syair yang berisi perjalanan Raden Rama dan ditulis dalam bentuk tembang bahasa Jawa Kuno. Dalam Kakawin Ramayana ini banyak terkandung kebudayaan positif yang hidup pada zaman kakawin tersebut ditulis. Sehinnga cerita kakawin Ramayana disini berperan sangat penting untuk pendidikan moral dan kebudayaan indonesia yang kurang mendapat dukungan. Fungsi utama kebudayaan adalah untuk menyebarkan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kode budaya
Kode budaya merupakan kebudayaan yang melatarbelakangi Suatu cerita. Kode ini berkaitan dengan berbagai sistem pengetahuan dan sistem nilai yang tersirat didalam teks, adapun kode budaya yang tampak dalam epos Ramayana dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:
1.        Upacara sesaji
Prabu Dasarata sudah lama mendambakan seorang putra yang nantinya akan menjadi putra mahkota. Walaupun Sang Raja sudah memperistri tiga wanita, namun beliau belum juga dianugrahi putra. Atas nasehat dari Begawan Wasista, Prabu Dasarata melaksanakan sesaji Asmawedha. Kemudian Prabu Dasarat banyak memberikan pisungsung (penghargaan) kepada para wasu-pitri, begawan, resi, brahmana, para tapa, dan sebagainya. Selain itu sang prabu juga memberikan dana weweh (membagikan rizkinya) kepada kawula dasih di Ayodya,dan tidak ada seorang pun yang tidak mendapatkan pemberian Sang Prabu, akhirnya Prabu Dasarata pun dianugrahi empat putra yang sama tampan rupawan dan sekti mandraguna.
Aplikasi untuk masa sekrang adalah adanya sedekah atau sesaji. Sedekah bumi dan sedekah laut yang dipersembahkan kepada Tuhan sang pencipta. Sedekah bumi biasanya dilakukan oleh masyarakat yang mayoritas petani. Mereka membuat semacam gunungan dari hasil panen yang kemudian diarak keliling kampung yang pada akhirnya diperbutkan seluruh masyarakat. Kemudian sedekah laut biasanya dilakukan oleh masyarakat pesisir atau biasa disebut dengan nyadran. Dengan harapan tuhan akan memberkan hasil panen dan sedekah laut kedepannya bisa mendapatkan hasil yang melimpah dan lebih baik lagi.
2.        Sayembara
Raden Rama mengikuti sayembara menthang langkap yaitu sayembara mengangkat gandewa waja yang merupakan gaman di negara Manthiliharja. Raja Manhiliharja Prabu Janaka menjanjikan hadiah Dewi Sinta sebagai istri kepada sang pemenang. Singkat cerita Raden Rama Wijaya berhasil memenangkan  sayembara dan membawa Dewi Sinta ke Ayodya.
Aplikasi untuk kehidupan dijaman sekarang adalah perlombaan atau kompetisi. Seperti halnya sayembara, perlombaan juga memperebutkan hadiah. Kalau sayembara hadiahnya berupa perempuan kalau perlombaan hadiahnya lebih kepada trophi dan uang.
3.        Tradisi Berburu
Raden Rama dan Raden Laksmana berburu di dalam hutan Dhandaka untuk menangkap seekor kidang emas yang merupakan jelmaan dari Kala Marica.
Kalau jaman dahulu berburu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, yaitu makan. Maka pada jaman sekarang berburu lebih untuk menyalurkan hobi.
4.        Gotong Royong
Para wadya wanara sama bergotong royong tanpa mengeluh untuk membangun tambak/jembatan menuju negri Ngalengkadiraja. Walaupun tugas yang mereka kerjakan sangatlah berat, tapi mereka mengerjakan semua itu dengan ikhlas. Mereka sama gugur gunung tanpa pamprih demi kepentingan bersama.
Aplikasi dalam kehidupan sekarang, gotong royong biasanya dilakukan oleh masyarakat desa atau dalam lingkup RT. Biasanya gotong royong dilaksanakan pada hari Minggu atau hari libur. Pada masyarakat desa tradisi gugur gunung ini sangat kental terasa karena jiwa sosial mereka masih sangat kuat di banding dengan masyarakat yang hidup di perkotaan.
5.        Menjamu Tamu
Prabu Dasamuka mempersilahkan Raden Kumbakarna dan menjamunya dengan makanan kesukaannya. Prabu Dasamuka tahu kalau Raden Kumbakarna pasti kelaparan setelah tapa sare sekian lama. Semua makanan enak dihidangkan, tidak ketinggalan berpeti-peti minuman juga disuguhkan Sang Prabu kepada Kumbakarna. Selain itu, Prabu Dasamuka juga menyambut hangat kedatangan Anggada yang merupakan keponakannya dengan menjamun minuman-minuman yang memabukkan.
Sudah menjadi kewajiban dijaman sekarang ini untuk menjamu tamu yang datang kerumah kita. Sebagai wujud penghormatan kita kepada tamu. Bahkan ada istilah tamu adalah raja.
6.        Penggunaan Senjata
Raden Rama tidak pernah meleset dalam melepaskan Kiai Guwawijaya, semua yang telah dibidik Raden Rama pasti tidak bisa luput. Lain halnya dengan kidang emas ini yang terlihat jinak namun sangat gesit dan lihai dalam menghindari anak panah Raden Rama.
Aplikasinya di jaman sekarang ini, panah dijadikan sebagai cabang olah raga yang diperlombakan. Kalau dahulu senjata berupa panah, keris, pedang, tombak, dll. Sekarang dengan perkembangan jaman senjata lebih beragam, seperti pistol, senapan laras panjang, granat, rudal, dll.
7.        Pengembaraan
Raden Rama, Raden Laksmana dan Dewi Sinta mengembara kedalam hutan Dhandaka selama 12 tahun. Semua itu dilakukan sebagai buntut dari keinginan Dewi Kekayi yang khawatir Raden Rama akan mengusik Raden Bharata.
Aplikasi pada kehidupan sekarang mungkin biasa kita sebut merantau. Merantau banyak dilakukan oleh masyarakat Sumatra. Sudah menjadi tradisi dari dahulu bahwa seorang laki-laki Sumatra yang sudah dewasa wajib untuk pergi merantau demi masa depannya. Namun, sekarang tradisi merantau ini sudah bukan milik masyarakat Sumatra saja. Banyak juga orang Jawa yang berasal dari desa merantau kekota yang mereka anggap dapat memberikan masa depan.
8.        Penentuan Raja
Sebenarnya putra Prabu Dasarata yang paling pantas untuk meneruskan kerajaan Ayodya adalah Raden Rama Wijaya. Selain sebagai putra tertua dan terhebat, beliau juga merupakan putra mahkota yang lahir dari permaisuri Dewi Ragu.
Sampai sekarang kriteria tentang putra mahkota yang akan ditetapkan menjadi raja masih sama dengan jaman dahulu yaitu putra mahkota tertua. Terutama untuk negara yang menganut sistem pemerintahan monarchi.

BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa wujud dan macam epos banyak memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan dan kebudayaan bangsa lokal di era moderen yang memberikan peran dan fungsinya dalam upaya penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal, seperti nilai religius, nilai moral, dan khususnya nilai kebangsaan kepada peserta didik. Agar bangsa tetap menjadi pribadi yang kokoh serta menanamkan nilai kesopanan, sehingga tidak mudah kemakan oleh kebudayaan asing yang kurang baik dan ketidak paduan diantara keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS KELAS X BAHASA INDONESIA WAJIB (SMATAQ)

Dalam upaya untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMA Takhassus Al-Qur'an via daring, maka berikut tugas untuk kelas X b...