Sabtu, 21 Juni 2014

CONTOH KRITIK SASTRA NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH 2



Sinopsis novel “Ketika Cinta Bertasbih 2”

Judul                           : Ketika Cinta Bertasbih 2
Ukuran buku               : 20,5x13,5cm
Pengarang                   : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit                       : Penerbit Republika
Tahun Terbit                : Desember 2007
Jumlah halaman           : 412 halaman
Harga novel                 : Rp32.500,00
Tokoh novel                :
1.      Abdullah Khoirul Azzam
2.      Anna Althafunnisa
3.      Ayatul Khusna
4.      Furqon
5.      Eliana Pramesti Alam
6.      Kyai Lutfi
7.      Vivi
8.      Ilyas
9.      Bu Nafis
10.  Lia

Sinopsis           :
Seorang pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga, dia lah Abdullah Khairul Azzam, seorang  pemuda tampan dari sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang sangat baik budi pekertinya. Bukan itu saja, Azzam juga seorang yang cerdas dan taat terhadap tuntunan agama. Atas usahanya yang gigih, dia berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di Universitas Al Azhar Mesir setelah dia tamat Aliyah di desanya.
Azzam mulai menjalani hidupnya di Negara Mesir. Baru setahun tinggal di Kairo Azzam telah menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid Jiddan (Lulus dengan Sempurna). Tetapi dibalik berita bahagia itu Azzam mendapat berita buruk, ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua Azzam menjadi tulang punggung keluarga. Dan mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, mengingat adiknya masih kecil-kecil. Sementara itu, dia sendiri harus menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia pasarkan di lingkungan KBRI dia Kairo. Berkat keahlian dan keuletannya dalam memasak, Azzam menjadi populer dan dekat dengan kalangan staf KBRI di Cairo. Telah sembilan tahun lamanya Azzam menempuh pendidikan, dia belum juga lulus. Itu dikarenakan Azzam terlalu sibuk untuk membuat tempe dan bakso.
Karena Azzam sering mendapat job di KBRI, kemudian dia bertemu dengan Puteri Duta Besar. Gadis itu bernama Eliana Pramesti Alam. Eliana adalah lulusan EHESS Perancis yang melanjutkan S-2 nya di American University in Cairo. Selain cerdas, Eliana juga terkenal di kalangan mahasiswa karena kecantikannya. Ia bahkan pernah diminta main di salah satu film produksi Hollywood, juga untuk Film layar lebar dan Sinetron di Jakarta.
Segudang prestasi dan juga kecantikan Eliana membuat Azzam menaruh hati pada Eliana. Tetapi Azzam urung menjalin hubungan lebih dekat dengan Eliana,  karena selain sifat dan  kehidupannya yang sedikit bertolak belakang dengan Azzam,  juga karena nasihat dari Pak Ali, supir KBRI yang sangat dekat dengan keluarga Eliana. Bahwa ada seorang gadis yang lebih cocok untuk Azzam. Pak Ali menyarankan untuk buru-buru mengkhitbah (melamar) seorang mahasiswa cantik yang tak kalah cerdasnya dengan Eliana. Dia bernama Anna Althafunnisa, S-1 dari Kuliyyatul Banaat di Alexandria dan sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar – Cairo, yang juga menguasai bahasa Inggris, Arab dan Mandarin. Menurut Pak Ali, kelebihan Anna dari Eliana adalah  Anna memakai jilbab dan sholehah, bapaknya seorang kyai pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim.
Ada keinginan dihati Azzam untuk menghkhitbah Anna walaupun ia belum pernah bertemu atau melihat Anna. Azzam sangat tertarik dengan kepribadian Anna yang sholehah. Karena tidak punya biaya untuk pulang ke Indonesia, Pak Ali menyarankan supaya melamar lewat pamannya yang ada di Cairo, yaitu Ustadz Mujab, ustad yang sangat dikenal Azzam.
Dengan niat penuh untuk mengkhitbah Anna, dia pun datang ke ustadz Mujab. Tapi ternyata lamaran itu ditolak atas dasar status. Karena S-1 Azzam yang tidak juga selesai, dan Azzam  lebih dikenal karena jualan tempe dan baso. Selain itu juga,  Anna telah dikhitbah  terlebih dulu oleh seorang  pria bernama Furqon, sahabat Azzam yang juga mahasiswa dari keluarga kaya yang  juga cerdas di mana dalam waktu dekat akan menyelesaikan S-2 nya. Azzam cukup bisa menerima alasan itu meskipun ada rasa kecewa dihati Azzam. Tetapi Azzam menerimanya dengan lapang dada.
Tetapi kemudian Furqon mendapat musibah yang sangat menghancurkan harapan-harapan hidupnya. Furqon difonis menderita HIV.  Hal tersebut membuatnya menghadapi dilemma antara ia harus tetap menikahi Anna yang telah dikhitbahnya, tetapi itu juga sekaligus akan dapat menghancurkan hidup Anna.
Dalam keadaan yang tak diduga-duga, Azzam bertemu Anna dalam sebuah pencopetan. Dalam peristiwa itu Azzam  menolong Anna mendapatkan kembali tasnya. Sayangnya, mereka tidak saling mengenal. Karena keduanya tidak pernah bertemu meski Azzam telah berniat mengkhitbah Anna.
Sementara itu Ayyatul Husna, adik Azzam yang sering mengirim berita dari kampung, membawa kabar yang cukup meringankan  hati Azzam. Agar Azzam tidak perlu lagi mengirim uang ke kampung dan lebih berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya. Karena selain Husna telah lulus kuliah di UNS, ia juga sudah bekerja sebagai Psikolog. Keahlian Husna dalam menulis sudah membuahkan hasil. Penghasilan Husna cukup dapat membiayai kebutuhan adiknya yang mengambil program D-3, serta adik bungsunya yang bernama Sarah yang masih mondok di Pesantren.
Azzam yang sudah sangat rindu dengan keluarganya memutuskan untuk serius dalam belajar, hingga akhirnya berhasil lulus. Azzam pun menepati janjinya ke keluarganya untuk kembali ke kampung dan segera mencari jodoh di sana, memenuhi amanat ibunya. Walaupun sebenarnya masih terbersit sedikit harapan untuk tetap mendapatkan hati Anna.
Tanpa diduga Azzam bertemu Eliana dalam pesawat dan bersama ketika sampai di bandara. Hal itu membuat wartawan tidak bisa tinggal diam. Kedekatan mereka menjadi pembicaraan publik. Hingga Eliana ikut pulang ke rumah Azzam. Warga sekitar juga ikut gempar atas kedatangan Eliana ke desanya.
Tak disangka Anna adalah teman dari Ayatul Husna yang saat itu datang ke rumah Azzam. Keduanya tercengang dan Anna semakin heran karena orang yang menolong Anna mengaku bernama Abdullah tetapi sekarang dia bernama Khoirul Azzam. Sebenarnya kedatangan Anna adalah untuk memberikan undangan pernikahan kepada keluarga Husna.
Seperti halnya ketika Azzam di Kairo, ketika dia membuka usaha bakso cinta di tanah airnya, Azzam memperoleh banyak pelanggan. Kesuksesan usahanya telah memenuhi semua kebutuhnya. Yang membuatnya sebih baik dari sebelumnya. Bukan itu saja, sebagai mahasiswa lulusan Universitas Al-Azar, Azzam juga diminta kyai Lutfi untuk menyampaikan isi kitab Al-Hikam dalam tiap pengajiannya.
Pernikahan Furqon dan Anna dilangsungkan juga. Tetapi pernikahan itu menoreh dilema dihati Furqon. Furqon takut kalau penyakitnya tertular kepada gadis yang dicintainya itu. furqon memutuskan untuk tidak memberikan nafkah batin kepada Anna. Hal itu justru menoreh luka dihati Anna. Anna tidak bisa menerima perlakuan Furqon. Akhirnya mereka berpisah.
Ketika perceraian antara Furqon dan Anna terjadi, berita bahagia malah datang dari Azzam dan Husna. Azzam akan menikah dengan seorang dokter dari Kudus bernama Vivi. Sedangkan Husna akan menikah dengan Ilyas, santri kyai Lutfi.
Tapi peristiwa kecelakaan terjadi ketika empat hari sebelum Azzam menikah. Hari itu gerimis, ketika Azzam dan ibunya pulang dari rumah kyai Lutfi untuk mengundang kyai tiba-tiba bus dengan keecepatan kencang menabrak motor Azzam. Dengan spontan Azzam dan ibunya terpental. Dan dalam peristiwa itulah sang ibu menemui ajalnya untuk kembali kepada Allah. Bahkan Azzam harus mengalami patah kaki yang memakan waktu lebih dari satu tahun untuk kembali pulih. Eliana akhirnya kembali kepada Azzam dan mengutarakan maksud hatinya. Tetapi semua itu sia-sia. Azzam telah mempunyai tunangan yaitu Vivi.
Dalam penantian Vivi menunggu kesembuhan Azzam, Vivi malah dilamar oleh orang lain dan mengembalikan cincin tunangannya kepada Azzam. Musibah seakan datang bertubi-tubi menimpa Azzam. Azzam difitnah telah menjual bakso berformalin dan bangkai tikus. Tetapi hal itu dapat diselesaikan Azzam secara bisnis. Bahkan dengan adanya musibah itu Azzam dapat membuka cabang bakso cinta di beberapa kota. Hanya masalah cintanya yang belum terselesaikan.
Ternyata Allah telah menyiapkan jodoh untuk setiap insan manusia. Berliku-liku jalan yang dilalui Azzam, akhirnya Azzam menemukan jodohnya melalui kyai Lutfi. Azzam dinikahkan dengan janda yang masih suci, dia adalah Anna Althafunisa putri kyai Lutfi sendiri.`


Pembahasan:
1.      Tema                     : Percintaan Islami
2.      Alur                       : Maju
3.      Sudut pandang      : Diaan orang ketiga serba tahu
4.      Kelebihan
a.       Merupakan novel best seller
b.      Banyak ilmu yang terkandung di dalamnya
c.       Cerita terlihat begitu nyata di dalam imajinasi pembaca
d.      Walaupuun secara tersurat tetapi amanatnya bisa tersampaikan dengan mudah kepada pembaca
e.       Novel ini seolah menjadi setitik cahaya ditengah rasa pesismisme anak muda negeri ini untuk teguh memegang prinsip-prinsip islami dalam kehidupan mereka
f.       Bahasa yang digunakan lembut dan memikat, penulis mengajak pembaca untuk banyak merenung dan melihat betapa indahnya hidup dalam naungan alQuran
g.      Mengangkat tema cinta yang berliku dan memberikan motovasi serta pendidikan karakter bagi pembaca, khususnya anak muda dan remaja
h.      Memotivasi pembaca untuk berani hidup mandiri, pantang menyerah, dan berpikir maju
i.        Novel pembangun dan penggugah jiwa
j.        Memiliki unsur islami yang kuat
5.      Kekurangan
a.       Ceritanya membuat pembaca bingung, karena konflik di akhir cerita kurang jelas dan menga mbang
b.      Tidak sepenuhnya yang diceritakan di dalam novel ada di kehidupann nyata.
c.       Novel ini terlalu terpengatuh kehiduan penulis, yang basisnya adalah keislaman, jadi kurang cocok bagi pembaca non muslim. Walaupun sebenarnya bisa ditutup dari kelebihannya yaitu sebagai novel pembangun jiwa.
Struktur estetik
            Bahasa yang digunakan banyak menggunakan bahasa personifikasi atau perlambanagan, mengibaratkan benda-benda mati seolah hidup. Alur yang digunakan di dalam novel ini menggunakan alur maju, sedangkan latarnya tetap berpindah-pindah tetapi masih dalam satu lingkup. Teknik penokohan yang digunakan oleh penulis banyak menggunakan teknik analisis langsung, jadi penulis menggambarkan tokoh melalui percakapan-percakapan dan deskripsi. Pusat pengisahannya pada umumnya mengggunakan metode diaan orang ketiga serba tahu. Novel ini juga bersifat didaktis (mendidik), yang ditujukan kepada para pembacanya untuk memberi nasihat-nasihat tentang kehidupan. Walupun penyampaiannya secara tersurat tetapi pembacanya masih bisa dan mudah memahami apa maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang. Di dalam novel terdapat banyak kata-kata yang romantis, melalui puisi-puisi dan deskripsi yang dituliskan oleh pengarang.
Struktur ekstra estetik
            Bermasalah tentang kehidupan remaja yang penuh dengan lika-liku percintaan, namun yang diangkat di dalam novel ini adalah masalah cinta dari sudut pandang Islam. Cara-cara berpacaran di dalam Islam, atau bahkan sapai pada proses perjodohan seperti wakru melamar dan menikah dengan cara Islam. Cerita yang diungkapkan penulis di dalam novel terjadi di dalam kehidupan nyata zaman sekarang dan bukan zaman dahulu ataupun antah-berantah. Pengembangan latar yang sesuai dengan keadaan masyarakat sosial zaman sekarang menjadikan cerita di dalam novel ini mudah dipahami, walaupun banyak kejadian yang mungkin terjadi secara spontan dan kurang bisa dipahhami. Banyak sekali pengaruh pengarang di dalam novel ini, seperti unsur pembangun cerita yang bernuansa Islami, tempat-tempat yang pernah ataupun dekan dengan pengarang. Pengarang yang basisnya adalah orang yang selalu bergulat dengan keislaman terbawa sampai pada setiap detail cerita di dalam novel.

4 komentar:

  1. Analisisnya bagus kaa^^ izin dijadikan referensi tugas ya, terima kasih ka. Sukses selalu..

    BalasHapus
  2. Terimakasih kak banyak” berkarya dan memberikan info tentang sastra

    BalasHapus
  3. kak ijin buat referensi tugass yyaa. terima kasih semangattt.

    BalasHapus

CONTOH RPP TEKS NEGOSIASI (SMA)

SILAHKAN LINK BISA DIUNDUH DI SINI.