Kamis, 16 Oktober 2014

KONSEP PENDIDIKAN DARI SUDUT PANDANG ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Pendahuluan
  Sejarah umat Islam juga telah mencatat berkembangnya dunia pendidikan yang mengembangkan proses intelektualitas dan kreativitas dalam ilmu pengetahuan. Pada masa dinasti Umayah umat Islam mengalami kemajuan yang luar biasa, adanya Perpustakaan, berkembangnya Ilmu pengetahuan dibidang kedokteran, filsafat, matematika, aljabar menjadi fakta bahwa saat itu Islam amat mendukung akan kemajuan dibidang pendidikan. Artinya ajaran Islam mendorong kepada umatnya untuk pintar.

Setelah runtuhnya dinasti Umayah samapi saat ini dunia pendidikan Islam bisa dibilang mengalami masa surut. Pendidikan selama ini ternyata masih saja dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat Islam, khususnya di Indonesia. Kini tren pendidikan ala barat masih menjadi barometer unggulan disetiap unsur-unsur pendidikan. Pendidikan Islam sekarang mulai ketinggalan zaman (katanya), tidak dianggap lagi dan tidak sesuai lagi dunia yang serba moderen ini. Oleh karena itu saat ini perlu adanya reformulasi dalam dunia pendidikan Islam, hal ini untuk mengembangkan kembali peradaban umat Islam dengan berkembangnya dunia pendidikan Islam.
Petunjuk pendidikan dalam al-Qur’an tidak terhimpun dalam kesatuan pragmen tetapi ia diungkapkan dalam berbagai ayat dan surat al-Qur’an, sehingga untuk menjelaskannya perlu melalui tema-tema pembahasan yang relevan dan ayat-ayat yang memberikan informasi-informasi pendidikan yang dimaksud.
Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut.
Muhammad Rasulullah dipandang sukses dalam mendidik masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudi tinggi dan akhlak mulia. Pada mulanya masyarakat Arab adalah masyarakat jahiliyah, sehingga perkataan primitif tidak cukup untuk menggambarkannya, hingga datang Rasulullah yang membawa mereka untuk meninggalkan kejahiliahan tersebut dan mencapai suatu bangsa yang berbudaya dan berkepribadian yang tinggi, bermoral serta memberi pengetahuan.
Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah untuk manusia di bumi ini diberi kuasa oleh Allah sebagai penerima wahyu, yang diberi tugas untuk mendidik dan mengajar manusia. Mendidik dan mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang berkaitan dan metafisika dan fisika.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian Konsep dan Pendidikan?
2.      Konsep Pendidikan Menurut Al-Qur’an?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Konsep dan Pendidikan
Konsep berasal dari bahasa Inggris “concept” yang berarti “ide yang mendasari sekelas sesuatu objek”, dan “gagasan atau ide umum”. Kata tersebut juga berarti gambaran yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan dengan (1) rancangan atau buram surat tersebut. (2) Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit (3) gambaran mental dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal- hal lain.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut Mohamad Natsir adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani menuju kesempurnaan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya.
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kemudian pengertian pendidikan Islam antara lain menurut Dr. Yusuf Qardawi sebagaimana dikutip Azyumardi Azra memberi pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya.
Endang Saefuddin Anshari memberi pengertian secara lebih tehnis, pendidikan Islam sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntunan dan usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad Saw.
Sedangkan menurut hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai: “bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, terdapat perbedaan antara pengertian pendidikan secara umum dengan pendidikan Islam. Pendidikan secara umum merupakan proses pemindahan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan tersebut dalam hal nilai-nilai yang dipindahkan (diajarkan). Dalam pendidikan Islam, nilai-nilai yang dipindahkan berasal dari sumber-sumber nilai Islam yakni Al-Qur’an, Sunah dan Ijtihad.
Jadi, pendidikan Islam merupakan proses bimbingan baik jasmani dan rohani berdasarkan ajaran-ajaran agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sesuai dengan ukuran-ukuran Islam.

B.     Konsep Pendidikan Menurut Al-Qur’an
Merujuk kepada informasi al-Qur’an pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni dengan menempatkan Allah sebagai Pendidik Yang Maha Agung. Konsep pendidikan al-Qur’an sejalan dengan konsep pendidikan Islam yang dipresentasikan melalui kata tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
1.      Tarbiyah (pendidikan).
Tarbiyah adalah Rabaa yaribuu yang artinya bertambah dan berkurang. [ar-Rum (30): 39]. Rabiya yarbu, artinya bertumbuh dan berkembang. Rabba yarubbu artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga dan memelihara. Maka yang dimaksud dengan Tarbiyah adalah menjaga dan memelihara, mengembangkan potensi berdasarkan bakat anak, dan mengerahkan segenap usaha dalam mengembangkan potensi tersebut secara bertahap sehingga mencapai kesempurnaan.

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا [الإسراء/24]
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

2.      Ta’lim (pengajaran).
Ta’lim berasal dari kata ‘allama yu’allimu, artinya mengajarkan. Dengan menggunakan teori istiqoq (etimologi) terkait dengan kata ‘alima ya’lamu, artinya mengetahui. Pengetahuan yang didapat dari proses pengajaran. Juga terkait dengan kata ‘amila ya’malu yang artinya berbuat. Perbuatan itu dilakukan karena kesadaran.
Karakteristik Ta’lim; (1) pengembangan dalam hal kognisi, dan perbuatan yang dilatih, (2) pembinaan akal, (3) dalam bahasa lainnya dapat disebut dengan pembelajaran.

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [النحل/78]
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”

3.      Ta’dib (pembinaan).
Pengertian Ta’dib; kata ta’dib bersal dari kata adab, yang artinya akhlaq, perbuatan dan prilaku. Jadi Ta’dib adalah proses pembinaan akhlaq dan prilaku. Ciri-ciri utamanya adalah berorientasi pada akhlaq, perilaku, kepribadian dan sikap.


C.    Asas Pendidikan Islam
Dalam konteks individu, pendidikan termasuk salah satu kebutuhan asasi manusia. Sebab, ia menjadi jalan yang lazim untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu. Sedangkan ilmu akan menjadi unsur utama penopang kehidupannya. Oleh karena itu, Islam tidak saja mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, bahkan memberi dorongan serta arahan agar dengan ilmu itu manusia dapat menemukan kebenaran hakiki dan mendayungkan ilmunya diatas jalan kebenaran. Rosulullah SAW bersabda, “Tuntutlah oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah SWT, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu akan menempatkan pemiliknya pada kedududkan tinggi lagi mulia. Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat. (HR. ar-Rabi’)
Makna hadits tersebut sejalan dengan firman Allah SWT : “Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat. Demi Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan. (Qs. Al-Mujadalah 11)
Aqidah menjadi dasar kurikulum (mata ajaran dan metode ajaran) yang berlaku dalam pendidikan Islam. Aqidah Islam berkonsekuensi ketaatan pada syari’at Islam. Ini berarti tujuan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kurikulum harus terkait dengan ketaatan pada syari’at. Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan keterikatan pada syari’at Islam peserta didik, walaupun mungkin membuat peserta didik menguasai ilmu pendidikan.
Aqidah Islam menjadi asas dari ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti semua ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus bersumber pada aqidah Islam, karena memang tidak semua ilmu pengetahuan lahir dari aqidah Islam. Yang dimaksud adalah aqidah Islam harus dijadikan standar penilaian. Ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan aqidah Islam tidak boleh dikembangkan dan diajarkan kecuali untuk dijelaskan kesalahannya.

D.    Tujuan Pendidikan Islam
            Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dan cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, dunia dan akhirat.
            Adapun rumusan-rumusan tujuan akhir pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan ahli pendidikan Islam dari golongan dan mazhab dalam Islam, misalnya sebagai berikut.
1.      Rumusan yang ditetapkan dalam kongres sedunia tentang pendidikan Islam.
Bahwa pendidikan Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individual dan makhluk sosial yang meng hamba kepada Khaliknya yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agamanya.
Oleh karena itu pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniyah, ilmiah maupun bahasanya baik perorangan maupun kelompok.
Jadi tujuan akhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, baik perorangan, masyarakat maupun sebagai umat manusia keseluruhan.
2.      Rumusan hasil keputusan seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 s.d 11 Mei 1960, di Cipayung, Bogor.
Bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam.
Tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan atas pengertian bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengjarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.
3.      Rumusan tentang pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al Taumi Al Syaebani.
Bahwa tujuan pendidikan Islam ialah perubahan yang diingini yang diusahkan dalam proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar dimana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi diantara profesi asasi dalam masyarakat.
Mengingat tujuan pendidikan yang begitu luas, maka tujuan tersebut dibedakan dalam beberapa bidang menurut tugas dan fungsi manusia secara filosifis sebagai berikut.
1)      Tujuan individual yang menyangkut individu, melalui proses belajar dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.
2)      Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dan dan dengan tingkah laku masyarakat umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidup.
3)      Tujuan profesional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.
            Oleh karena tujuan pendidikan pada hakikatnya merupakan cita-cita mewujudkan nilai-nilai, maka fisafat pendidikanlah yang memberi dasar dan corak serta arah tujuan pendidikan pendidikan itu sendiri. Dalam rangkaian proses penyampaiannya, filsafat pendidikan berfungsi sebagai korektor terhadap kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga memungkinkan proses tersebut dapat berfungsi kembali dalam jalur tujuannya.

E.     Metodologi Pendidikan Islam
Metodologi pendidikan Islam adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Sebagai suatu ilmu, metodologi merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri. Oleh karena itu ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi yaitu metodologi pendidikan.
Adapun metodologi yang dipakai dalan pendidikan Islam adalah sebagai berikut.
1.      Metode mendidik secara kelompok disebut “metode mutual education”. Dengan cara berkelompok inilah maka proses mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif, oleh karena satu sama lain dapat saling bertanya dan saling mengoreksi bila satu sama lain melakukan kesalahan.
2.      Metode pendidikan dengan menggunakan cara Instruksional yaitu yang bersifat mengajar tentang ciri-ciri sesuatu (orang yang beriman) dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagai mana seharusnya mereka bersikap dan berbuat sehari-hari.
3.      Metode mendidik dengan bercerita yaitu dengan cara mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatan atau kemungkaran dalam hidup terhadap perintah Allah SWT. Insyaallah dimasa dewasanya cerita demikian tetap berpengaruh dalam jiwanya.
4.      Metode bimbingan dan penyuluhan. Dengan metode ini manusia akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang dialami atas dasar iman dan taqwa kepada Allah SWT. Dalam melaksanakan metode ini diperlukan suatu pendekatan melalui sikap yang lemah lembut dan lunak hati dengan gaya menuntun atau membimbing  kearah kebenaran.
5.      Metode yang cukup besar pengaruhnya dalam mendidik adalah metode pemberian contoh dan teladan. Allah telah menunjukan bahwa contoh keteladanan dari kehidupan nabi Muhammad adalah banyak mengandung nilai paedagogis bagi manusia.
6.      Metode diskusi. Melalui metode ini manusia didik dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap sesuatu masalah.
7.      Metode soal-jawab. Para ahli pikir banyak mempergunakan metode soal-jawab karena metode ini termasuk yang paling tua dalam dunia pendidikan atau pengajaran disamping metode yang lain. Dengan metode soal-jawab pengertian dan pengaruh anak didik dapat lebih dimanfaatkan, sehingga segala bentuk kesalah pahaman, kelemahan daya tangkap terhadap pelajaran dapat dihindari.
8.      Metode targhieb dan tarhieb yaitu cara memberikan pelajaran dengan memberi dorongan (motivasi) untuk memperoleh kegembiraan bila mendapatkan sukses dalam kebaikan, sedang bila tidak sukses karena tidak mau mengikuti petunjuk yang benar akan mendapat kesusahan.
9.      Metode taubat dan ampunan yaitu cara membangkitkan jiwa dan rasa frustasi kapada kesegaran hidup dan optimisme dalam belajar seseorang, dengan memberikan kesempatan bertaubat dari kesalahan atau kekeliruan yang telah lampau yang diikuti dengan pengampunan atas dosa dan kesalahan.
            Dengan demikian, metode pendidikan Islam yang dikehendaki oleh umat Islam itu pada hakikatnya adalah “ methode of education through the teaching of Islam” (metode pendidikan melalui ajaran islam).  Dan masih banyak lagi metode-metode yang lain yang lebil dapat kita pertimbangkan untuk dipergunakan dalam mendidik subyek didik.

BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan Islam yang sejalan dengan konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam tiga konsep yaitu pendidikan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Pendidikan dalam konsep tarbiyah lebih menerangkan pada manusia bahwa Allah memberikan pendidikan melalui utusan-Nya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya Rasul menyampaikan kepada para ulama, kemudian para ulama menyampaikan kepada manusia. Sedangkan pendidikan dalam konsep ta’lim merupakan proses tranfer ilmu pengetahuan untuk meningkatkan intelektualitas peserta didik. Kemudian ta’dib merupakan proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan akhlak peserta didik.
Selain itu pendidikan Islam harus di-reorientasikan pada konsep dasarnya, yaitu merujuk kepada pandangan hidup Islam, yang dimulai dengan konsep manusia. Karena konsep manusia adalah sentral maka harus dikembalikan kepada konsep dasar manusia yang disebut fitrah.
Pendidikan Islam yang merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang: (1) memiliki kepribadian Islam, (2) menguasai tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu pengetahuan (iptek) dan (4) memiliki ketrampilan yang memadai. Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku (bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang mampu mengendalikan semua dorongan pada dirinya agar tidak bertentangan dengan ketentuan Islam.
Pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif (ta’lim) dan meninggalkan aspek afektif (amal dan akhlaq). Pendidikan yang terlalu intelektualistis juga bertentangan dengan fitrah. Al-Qur’an mensyaratkan agar fikir didahului oleh zikir. Mengusai iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT dengan baik dan optimal di muka bumi ini.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS KELAS X BAHASA INDONESIA WAJIB (SMATAQ)

Dalam upaya untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMA Takhassus Al-Qur'an via daring, maka berikut tugas untuk kelas X b...