BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Sejarah umat Islam juga telah mencatat
berkembangnya dunia pendidikan yang mengembangkan proses intelektualitas dan
kreativitas dalam ilmu pengetahuan. Pada masa dinasti Umayah umat Islam
mengalami kemajuan yang luar biasa, adanya Perpustakaan, berkembangnya Ilmu
pengetahuan dibidang kedokteran, filsafat, matematika, aljabar menjadi fakta
bahwa saat itu Islam amat mendukung akan kemajuan dibidang pendidikan. Artinya
ajaran Islam mendorong kepada umatnya untuk pintar.
Setelah runtuhnya
dinasti Umayah samapi saat ini dunia pendidikan Islam bisa dibilang mengalami
masa surut. Pendidikan selama ini ternyata masih saja dianggap tabu oleh
sebagian besar masyarakat Islam, khususnya di Indonesia. Kini tren pendidikan
ala barat masih menjadi barometer unggulan disetiap unsur-unsur pendidikan.
Pendidikan Islam sekarang mulai ketinggalan zaman (katanya), tidak dianggap
lagi dan tidak sesuai lagi dunia yang serba moderen ini. Oleh karena itu saat
ini perlu adanya reformulasi dalam dunia pendidikan Islam, hal ini untuk mengembangkan
kembali peradaban umat Islam dengan berkembangnya dunia pendidikan Islam.
Petunjuk pendidikan
dalam al-Qur’an tidak terhimpun dalam kesatuan pragmen tetapi ia diungkapkan
dalam berbagai ayat dan surat al-Qur’an, sehingga untuk menjelaskannya perlu
melalui tema-tema pembahasan yang relevan dan ayat-ayat yang memberikan
informasi-informasi pendidikan yang dimaksud.
Petunjuk-petunjuknya
bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara
pribadi maupun kelompok, dan karena itu ditemukan petunjuk-petunjuk bagi
manusia dalam kedua bentuk tersebut.
Muhammad Rasulullah
dipandang sukses dalam mendidik masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudi
tinggi dan akhlak mulia. Pada mulanya masyarakat Arab adalah masyarakat
jahiliyah, sehingga perkataan primitif tidak cukup untuk menggambarkannya,
hingga datang Rasulullah yang membawa mereka untuk meninggalkan kejahiliahan
tersebut dan mencapai suatu bangsa yang berbudaya dan berkepribadian yang
tinggi, bermoral serta memberi pengetahuan.
Nabi Muhammad Saw
sebagai utusan Allah untuk manusia di bumi ini diberi kuasa oleh Allah sebagai
penerima wahyu, yang diberi tugas untuk mendidik dan mengajar manusia. Mendidik
dan mengajar tidak lain kecuali mengisi benak anak didik dengan pengetahuan yang
berkaitan dan metafisika dan fisika.
B.
Rumusan
Masalah
1. Pengertian
Konsep dan Pendidikan?
2. Konsep
Pendidikan Menurut Al-Qur’an?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Konsep dan Pendidikan
Konsep berasal dari
bahasa Inggris “concept” yang berarti
“ide yang mendasari sekelas sesuatu objek”, dan “gagasan atau ide umum”. Kata
tersebut juga berarti gambaran yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu.
Dalam kamus Bahasa
Indonesia, konsep diartikan dengan (1) rancangan atau buram surat tersebut. (2)
Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit (3) gambaran
mental dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk
memahami hal- hal lain.
Sedangkan pengertian
pendidikan menurut Mohamad Natsir adalah suatu pimpinan jasmani dan ruhani
menuju kesempurnaan kelengkapan arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya.
Menurut Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kemudian pengertian
pendidikan Islam antara lain menurut Dr. Yusuf Qardawi sebagaimana dikutip
Azyumardi Azra memberi pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan manusia
seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya.
Endang Saefuddin
Anshari memberi pengertian secara lebih tehnis, pendidikan Islam sebagai proses
bimbingan (pimpinan, tuntunan dan usulan) oleh subyek didik terhadap
perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi), dan raga obyek didik
dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode
tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi
tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. Pendidikan Islam adalah suatu
proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan
Allah SWT kepada Muhammad Saw.
Sedangkan menurut hasil
rumusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian
pendidikan Islam sebagai: “bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani
menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh
dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas, terdapat perbedaan antara pengertian pendidikan secara umum
dengan pendidikan Islam. Pendidikan secara umum merupakan proses pemindahan
nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan
tersebut dalam hal nilai-nilai yang dipindahkan (diajarkan). Dalam pendidikan
Islam, nilai-nilai yang dipindahkan berasal dari sumber-sumber nilai Islam
yakni Al-Qur’an, Sunah dan Ijtihad.
Jadi, pendidikan Islam
merupakan proses bimbingan baik jasmani dan rohani berdasarkan ajaran-ajaran
agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sesuai dengan
ukuran-ukuran Islam.
B.
Konsep
Pendidikan Menurut Al-Qur’an
Merujuk kepada
informasi al-Qur’an pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini, bukan
hanya terbatas pada manusia semata, yakni dengan menempatkan Allah sebagai
Pendidik Yang Maha Agung. Konsep pendidikan al-Qur’an sejalan dengan konsep
pendidikan Islam yang dipresentasikan melalui kata tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
1. Tarbiyah
(pendidikan).
Tarbiyah adalah
Rabaa yaribuu yang artinya bertambah dan berkurang. [ar-Rum
(30):
39]. Rabiya yarbu,
artinya bertumbuh dan berkembang. Rabba yarubbu artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga dan
memelihara. Maka yang dimaksud dengan Tarbiyah adalah menjaga dan memelihara,
mengembangkan potensi berdasarkan bakat anak, dan mengerahkan segenap usaha
dalam mengembangkan potensi tersebut secara bertahap sehingga mencapai
kesempurnaan.
وَاخْفِضْ
لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانِي صَغِيرًا [الإسراء/24]
“Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
2.
Ta’lim (pengajaran).
Ta’lim berasal dari kata ‘allama yu’allimu, artinya
mengajarkan. Dengan menggunakan teori istiqoq (etimologi) terkait dengan kata ‘alima ya’lamu, artinya
mengetahui. Pengetahuan yang didapat dari proses pengajaran. Juga terkait
dengan kata ‘amila ya’malu yang artinya berbuat. Perbuatan itu dilakukan
karena kesadaran.
Karakteristik Ta’lim;
(1) pengembangan dalam hal kognisi, dan perbuatan yang
dilatih,
(2) pembinaan akal,
(3) dalam bahasa
lainnya dapat disebut dengan pembelajaran.
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا
وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ [النحل/78]
“Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.”
3.
Ta’dib (pembinaan).
Pengertian Ta’dib;
kata ta’dib bersal dari kata
adab, yang artinya akhlaq, perbuatan dan prilaku.
Jadi Ta’dib adalah proses
pembinaan akhlaq dan prilaku. Ciri-ciri utamanya adalah berorientasi pada akhlaq, perilaku, kepribadian dan sikap.
C.
Asas
Pendidikan Islam
Dalam konteks individu,
pendidikan termasuk salah satu kebutuhan asasi manusia. Sebab, ia menjadi jalan
yang lazim untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu. Sedangkan ilmu akan menjadi
unsur utama penopang kehidupannya. Oleh karena itu, Islam tidak saja mewajibkan
manusia untuk menuntut ilmu, bahkan memberi dorongan serta arahan agar dengan
ilmu itu manusia dapat menemukan kebenaran hakiki dan mendayungkan ilmunya
diatas jalan kebenaran. Rosulullah SAW bersabda, “Tuntutlah oleh kalian akan
ilmu pengetahuan, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada
Allah SWT, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah
shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu akan menempatkan pemiliknya pada kedududkan
tinggi lagi mulia. Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat.
(HR. ar-Rabi’)
Makna hadits tersebut
sejalan dengan firman Allah SWT : “Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat. Demi Allah
maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan. (Qs. Al-Mujadalah 11)
Aqidah menjadi dasar
kurikulum (mata ajaran dan metode ajaran) yang berlaku dalam pendidikan Islam.
Aqidah Islam berkonsekuensi ketaatan pada syari’at Islam. Ini berarti tujuan,
pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kurikulum harus terkait dengan ketaatan
pada syari’at. Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak menghasilkan
keterikatan pada syari’at Islam peserta didik, walaupun mungkin membuat peserta
didik menguasai ilmu pendidikan.
Aqidah Islam menjadi
asas dari ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti semua ilmu pengetahuan yang
dikembangkan harus bersumber pada aqidah Islam, karena memang tidak semua ilmu
pengetahuan lahir dari aqidah Islam. Yang dimaksud adalah aqidah Islam harus dijadikan
standar penilaian. Ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan aqidah Islam tidak
boleh dikembangkan dan diajarkan kecuali untuk dijelaskan kesalahannya.
D.
Tujuan
Pendidikan Islam
Tujuan akhir pendidikan Islam pada
hakikatnya adalah realisasi dan cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang
membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan
batin, dunia dan akhirat.
Adapun rumusan-rumusan tujuan akhir
pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan ahli pendidikan Islam dari
golongan dan mazhab dalam Islam, misalnya sebagai berikut.
1. Rumusan yang ditetapkan dalam
kongres sedunia tentang pendidikan Islam.
Bahwa
pendidikan Islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam
kebutuhan hidup manusia sebagai makhluk individual dan makhluk sosial yang meng
hamba kepada Khaliknya yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agamanya.
Oleh
karena itu pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian
manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran,
perasaan dan indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam
semua aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniyah, ilmiah maupun
bahasanya baik perorangan maupun kelompok.
Jadi
tujuan akhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, baik perorangan, masyarakat maupun
sebagai umat manusia keseluruhan.
2. Rumusan hasil keputusan seminar
pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 s.d 11 Mei 1960, di Cipayung, Bogor.
Bahwa
tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakan
kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur
menurut ajaran Islam.
Tujuan
tersebut ditetapkan berdasarkan atas pengertian bahwa Pendidikan Islam adalah
bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan
hikmah mengarahkan, mengjarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya
semua ajaran Islam.
3. Rumusan tentang pendidikan Islam
menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al Taumi Al Syaebani.
Bahwa
tujuan pendidikan Islam ialah perubahan yang diingini yang diusahkan dalam
proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah
laku individu dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada
alam sekitar dimana individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri
dan proses pengajaran sebagai suatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi
diantara profesi asasi dalam masyarakat.
Mengingat tujuan
pendidikan yang begitu luas, maka tujuan tersebut dibedakan dalam beberapa
bidang menurut tugas dan fungsi manusia secara filosifis sebagai berikut.
1)
Tujuan individual yang menyangkut
individu, melalui proses belajar dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam
kehidupan dunia dan akhirat.
2)
Tujuan sosial yang berhubungan dengan
kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dan dan dengan tingkah laku
masyarakat umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada
pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidup.
3)
Tujuan profesional yang menyangkut
pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam
masyarakat.
Oleh karena tujuan pendidikan pada
hakikatnya merupakan cita-cita mewujudkan nilai-nilai, maka fisafat
pendidikanlah yang memberi dasar dan corak serta arah tujuan pendidikan
pendidikan itu sendiri. Dalam rangkaian proses penyampaiannya, filsafat
pendidikan berfungsi sebagai korektor terhadap kesalahan atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga memungkinkan proses tersebut
dapat berfungsi kembali dalam jalur tujuannya.
E.
Metodologi
Pendidikan Islam
Metodologi pendidikan Islam adalah suatu ilmu
pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Sebagai
suatu ilmu, metodologi merupakan bagian dari perangkat disiplin keilmuan yang
menjadi induknya. Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi
tersendiri. Oleh karena itu ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu
juga memiliki metodologi yaitu metodologi pendidikan.
Adapun metodologi yang dipakai dalan pendidikan Islam
adalah sebagai berikut.
1.
Metode mendidik secara kelompok disebut
“metode mutual education”. Dengan cara berkelompok inilah maka proses
mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif, oleh karena satu sama
lain dapat saling bertanya dan saling mengoreksi bila satu sama lain melakukan
kesalahan.
2.
Metode pendidikan dengan menggunakan
cara Instruksional yaitu yang bersifat mengajar tentang ciri-ciri sesuatu
(orang yang beriman) dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat
mengetahui bagai mana seharusnya mereka bersikap dan berbuat sehari-hari.
3.
Metode mendidik dengan bercerita yaitu
dengan cara mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia masa lampau yang
menyangkut ketaatan atau kemungkaran dalam hidup terhadap perintah Allah SWT.
Insyaallah dimasa dewasanya cerita demikian tetap berpengaruh dalam jiwanya.
4.
Metode bimbingan dan penyuluhan. Dengan
metode ini manusia akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang
dialami atas dasar iman dan taqwa kepada Allah SWT. Dalam melaksanakan metode ini
diperlukan suatu pendekatan melalui sikap yang lemah lembut dan lunak hati
dengan gaya menuntun atau membimbing
kearah kebenaran.
5.
Metode yang cukup besar pengaruhnya
dalam mendidik adalah metode pemberian contoh dan teladan. Allah telah
menunjukan bahwa contoh keteladanan dari kehidupan nabi Muhammad adalah banyak
mengandung nilai paedagogis bagi manusia.
6.
Metode diskusi. Melalui metode ini
manusia didik dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan
mereka terhadap sesuatu masalah.
7.
Metode soal-jawab. Para ahli pikir
banyak mempergunakan metode soal-jawab karena metode ini termasuk yang paling
tua dalam dunia pendidikan atau pengajaran disamping metode yang lain. Dengan
metode soal-jawab pengertian dan pengaruh anak didik dapat lebih dimanfaatkan,
sehingga segala bentuk kesalah pahaman, kelemahan daya tangkap terhadap
pelajaran dapat dihindari.
8.
Metode targhieb dan tarhieb yaitu cara
memberikan pelajaran dengan memberi dorongan (motivasi) untuk memperoleh
kegembiraan bila mendapatkan sukses dalam kebaikan, sedang bila tidak sukses
karena tidak mau mengikuti petunjuk yang benar akan mendapat kesusahan.
9.
Metode taubat dan ampunan yaitu cara
membangkitkan jiwa dan rasa frustasi kapada kesegaran hidup dan optimisme dalam
belajar seseorang, dengan memberikan kesempatan bertaubat dari kesalahan atau
kekeliruan yang telah lampau yang diikuti dengan pengampunan atas dosa dan
kesalahan.
Dengan demikian, metode pendidikan
Islam yang dikehendaki oleh umat Islam itu pada hakikatnya adalah “ methode of
education through the teaching of Islam” (metode pendidikan melalui ajaran
islam). Dan masih banyak lagi
metode-metode yang lain yang lebil dapat kita pertimbangkan untuk dipergunakan
dalam mendidik subyek didik.
BAB
III
KESIMPULAN
Pendidikan Islam yang
sejalan dengan konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam tiga konsep
yaitu pendidikan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Pendidikan dalam konsep tarbiyah
lebih menerangkan pada manusia bahwa Allah memberikan pendidikan melalui
utusan-Nya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya Rasul menyampaikan kepada para
ulama, kemudian para ulama menyampaikan kepada manusia. Sedangkan pendidikan
dalam konsep ta’lim merupakan proses tranfer ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan intelektualitas peserta didik. Kemudian ta’dib merupakan proses
mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan akhlak peserta didik.
Selain itu pendidikan
Islam harus di-reorientasikan pada konsep dasarnya, yaitu merujuk kepada
pandangan hidup Islam, yang dimulai dengan konsep manusia. Karena konsep
manusia adalah sentral maka harus dikembalikan kepada konsep dasar manusia yang
disebut fitrah.
Pendidikan Islam yang
merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertujuan
untuk membentuk manusia yang: (1) memiliki kepribadian Islam, (2) menguasai
tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu pengetahuan (iptek) dan (4) memiliki
ketrampilan yang memadai. Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku
(bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang mampu mengendalikan semua dorongan
pada dirinya agar tidak bertentangan dengan ketentuan Islam.
Pendidikan Islam tidak
hanya menekankan pada aspek kognitif (ta’lim) dan meninggalkan aspek afektif
(amal dan akhlaq). Pendidikan yang terlalu intelektualistis juga bertentangan
dengan fitrah. Al-Qur’an mensyaratkan agar fikir didahului oleh zikir. Mengusai
iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah
Allah SWT dengan baik dan optimal di muka bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar