Mata Air Bima Lukar
maka
angin mendengarkanmu
dan
menumpahruahkan tirta
lalu
tangan-tangan kecil menadahi setiap tetes
di
lembah-lembah negeri hyang
di
hulu rahim mata air
yang
mengelinding seperti anak-anak
gunung
asik bermain menanti kabar hujan
maka
angin mendengarkanmu
dua
sendang mengalir
menggulir
suara sumbang resi bima
yang
deras mengucur
membasuh
bebatuan hulu
maka
angin mendengarkanmu
menerbangkan
bulu-bulu kepodang
dan
menggugurkan bunga serta buah
beringin
di tepi kedung-kedung
maka
angin mendengarkanmu
yogyakarta,
januari 2015
jejak
imaji
Gadis Angin
: pasar kangen
angin
bergulir di lesung pipimu
tertancap
hingga tepi mata, dan merapat diam
waktu
tak banyak bicara tentang pertemuan
tentang
angin yang mengibaskan harum malam
iring-iringan
gamelan memadu sunyi jiwa
serta
bunyi kaki mencipta irama di ruang langit
rembulan
menunggu bayang-bayang berpendar
seiring
putaran piring hitam
lampu
taman memudar
pusaran
mendung menelanjangi mata
kendi-kendi
langit masih separuh isi
anyir
hujan mulai menerkam ujung dahaga
rekah
bibir memisah lagu gandrung
yogyakarta,
maret 2015
jejak
imaji
lanjutken...
BalasHapus