“Jika
aku rindu, maka kuputuskan untuk menyurati Wonosobo”
“Maka
nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan?” Aku tak akan pernah berkhianat jika megana dan tempe kemul adalah salah satu kenikmatan Tuhan yang berada di Wonosobo.
Aku suka menghabiskan sore dengan
menikmati semilir angin yang risik, angin yang mengingatkan masa kecil
sekaligus masa lalu di Wonosobo. Kota yang selalu memberikan rasa rindu jika
gerimis mulai berguguran dari langit, dan jika hujan telah jatuh maka rindu tak
lagi menjadi sebuah kata. Sementara aku hanya seorang sarjana pendidikan yang
baru lulus sekitar satu tahun lalu. Seorang pemuda yang hanya menghabiskan
waktu untuk menulis puisi atau sekadar membaca buku-buku puisinya Sapardi Djoko
Damono.